Kehamilan Pertamaku yang Berakhir Keguguran

 Saya menikah diusia yang tidak muda lagi. Usia 38 tahun. Saat itu 14 Februari. Hari ketujuh dari hari haid pertama saya. Entah kenapa seminggu setelah menikah selesai saya dan berhubungan, kami sama-sama merasakan in syaa Allah jadi nih.


Sebulan kemudian saya terlambat haid. Senangnya luar biasa, Alhamdulillah Allah memberi kemudahan. Sambil harap-harap cemas setelah menunggu 4hari barulah saya mencoba testpack, dan hasilnya satu garis merah satunya garis pudar.


Seminggu kemudian saya mencoba untuk testpack kembali dan hasilnya sama, hanya saja garisnya sudah tidak sepudar sebelumnya. Kami sangat bersyukur dan sangat berharap kehamilan ini benar-benar mengantarkan anak kami lahir kedunia dengan selamat.


Saat itu tidak ada mual ataupun sakit berat yang dirasa, hanya kram perut bawah saja yang rasanya makin sering muncul. Untuk memastikan, kami ke bidan dan mendapatkan informasi bahwa itu hal biasa. Pulang dari sana saya diberi obat penambah darah yg berisi asam folat dan zat besi.


Seminggu kemudian mulailah segala drama, tidak hanya kram perut bawah tapi juga mual yang tidak hanya pagi, tapi seharian. Saya mulai tidak nafsu makan, kepala pening, dan susah buang air besar. Saya tetap berusaha untuk makan walau sedikit, menambah asupan dengan makan buah. Sampai suatu saat saya jadi sulit buang air kecil, terasa sakit. Peranakan pun terasa turun. Begitupun area tulang belakang yang sering tiba-tiba nyelekit sakit.


Karena sudah tidak tahan menahannya seminggu, akhirnya saya ke bidan kembali. Oleh bidan saya disarankan untuk tidak banyak duduk, kalau lelah langsung baring saja. Dan jangan jima' dulu untuk beberapa waktu, betul-betul libur bukan dijarangkan. Mengikuti arahan dari bidan, membuat keluhan yang muncul sebelumnya Alhamdulillah sudah tidak ada. Kecuali saat ada pemicu seperti "hand job".


Kemudian hari Minggu malam tanggal 11 April saya mulai keluar bercak. Ngeflek yang hanya setetes. Saya bawa bedrest, walaupun tidak betul-betul bedrest, karena saya masih mengerjakan pekerjaan rumah juga memapah Mami dari kamar-ruang tengah-kamar mandi.


Tanggal 15 april saya ke bidan kembali, lalu dirujuk ke RS tumbuh kembang. Pada hari itu juga saya usg. Lalu diminta datang kembali dua Minggu kemudian untuk USG ulang karena belum kelihatan, maklum hamil 8 Minggu.


Tapi hari Sabtu tanggal 17 april ba'da dzuhur saya merasa sakit yang semakin menjadi di area perut bawah saya. Saya minta perut bawah saya dikompres yang hangat untuk mengurangi nyerinya. Untung di rumah ada kantong karet yang bisa diisi air panas untuk mengompres. Kurang lebih jam 2, keluarlah gumpalan darah seperti ati ayam. Kebetulan di rumah ada popok dewasa, saya dipakaikan itu oleh suami saya dan keluar makin banyak. Selain gumpalan keluar pula seperti selaput. Kemudian suami saya dengan sigap mempersiapkan yang mau dibawa ke RS dan segera menelpon ambulance masjid. Saya meminta pada suami saya untuk membawa popok yang berisi gumpalan-gumpalan darah itu bersama ke RS.


Sesampainya di RS, para suster, bidan dan dokter begitu sigap menyambut dan menangani saya tanpa harus menunggu administrasi selesai, walaupun mengurus administrasinya tidak terlampau lama, tapi suami saya harus mengurus administrasi untuk penanganan saya selama di RS, seperti pendaftaran, persetujuan tindakan kuret, pesan kamar, dan juga swab antigen, khusus yang ini saja tidak dicover bpjs. Dia pun menyempatkan membelikan saya teh manis hangat.


Selama di IGD RS, sudah 2x saya mengganti popok dan keluar gumpalan beserta darah yang kurang lebih banyaknya sama. Namun begitu Hb saya normal 12,3. Sehingga tidak harus transfusi darah. Hanya saja saya sangat pucat dan tangan kaki saya dingin. Sampai-sampai dikedua tangan saya dipasangi infus penambahan cairan. Semua yg keluar dilaporkan langsung ke dokter kandunganku oleh perawat, bidan dan dokter jaga yang ada di IGD.


Setelah di swab antigen dan hasilnya negatif, sayapun dapat ruangan inap di RS tumbuh kembang. Sangat bersyukur karena semuanya begitu sigap menangani pasien.


Kemudian saya dibawa ke ruang bersalin. Rahim saya pun dibersihkan, sehingga keluar semua darah lalu diganti kembali popoknya. Namun setelah itupun perut saya masih sangat sakit melilit, perawat yang di ruang bersalin mengatakan memang masih ada jaringan yang tersisa di dalam yang ingin keluar. Dan betul saja, selang beberapa saat sedikit demi sedikit keluarlah gumpalan-gumpalan darah. Karena sudah terlampau banyak, akhirnya suami saya menebus popok untuk mengganti popok yang sudah penuh tadi.


Dokter dijadwalkan jam 9 datang dan dokter anastesi baru bisa jam 10. Alhamdulillah dokterku datang sekitar jam 7 bersama dokter anastesi yang lain. Hanya 15 menit tindakan kuret pun selesai dokter lakukan. Katanya sudah ada pembukaan 3. Sekitar sejam kemudian saya terbangun tiba-tiba membuka mata, lupa sedang dimana. Ada saudara terdekat saya yang menemani. Kami berbincang dan ternyata banyak hal yang tidak boleh dilakukan malah saya lakukan selama kehamilan. Hingga akhirnya saya mengalami keguguran. Tapi karena memang sudah ikhlas, Alhamdulillah Allah membuat kami sekeluarga bisa mengambil banyak pelajaran dari kejadian ini. In syaa Allah.


Jadi pelajaran yang bisa saya ambil, saat sudah tau hamil, jangan merasa kuat. Karena kita tidak tahu kekuatan kandungan seperti apa. Jangan mengangkat beban lebih dari 4,5kg. Jangan melakukan hubungan suami-istri sampai usia kandungan 8 bulan. Kalaupun melakukan tunggu hingga usia kandungan 4 bulan, itupun tidak boleh sperma dikeluarkan didalam, karena memicu kontraksi dan bisa membunuh embrio juga tidak baik untuk janin. Namun jika sudah 8 bulan harus sering-sering dikunjungi dan boleh keluarkan sperma didalam agar mempermudah jalan lahir.


Saat ngeflek, berarti harus bedrest paling tidak seminggu. Dan hanya boleh jalan dari kamar ke kamar mandi. Lalu segera hubungi dokter agar diberi obat penguat kandungan dan penghenti pendarahan jika dibutuhkan. Saudaraku yang lain ada yang sampai usia kandungan 4 bulan masih diberi obat penguat kandungan yang langsung masuk ke vagina.


Setelah kuret pun harus bedrest. Jangan sampai pendarahan berulang. Dikhawatirkan akan lebih parah jika terjadi. Nifasnya sekitar 1-2 Minggu.

Disamping itu pakai gurita atau korset, agar perut bawah bisa kembali seperti semula. Jangan lupa pula jika nifas telah selesai, mulai senam kegel untuk memperkuat otot kewanitaan.


Satu lagi, saat tau hamil, harus makan, jaga asupan gizi agar janin berkembang sempurna.

Daftar Blog Saya