Melakukan ibadah untuk Ibadah?

Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain, tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia beribadah kepada Allah. Dari sudut pandang manusia, beribadah kepada Allah adalah tugas manusia.

Kalau boleh dianalogikan pengrajin membuat kursi untuk diduduki, ini artinya tujuan pembuatan kursi adalah untuk diduduki. Dari sudut pandang si kursi, tugasnya si kursi adalah untuk diduduki. Jadi tujuan si kursi bukanlah untuk diduduki, karena tujuan untuk diduduki adalah tujuan sang pengrajin dalam membuat kursi. Sedangkan bagi si kursi, diduduki hanyalah sebuah tugas untuknya.

Beberapa orang sering menyebutkan, mereka melakukan shalat, zakat, puasa, haji, dsb dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah. Padahal shalat, zakat, puasa, haji, dan segala aktivitas adalah ibadah. Karena ibadah adalah tugas manusia, maka segala aktivitas yang dilakukan manusia adalah tugas manusia. Jadi, bagaimana mungkin kita melakukan tugas(ibadah) dengan tujuan untuk mencapai tugas(ibadah) tersebut?

Kalau boleh dianalogikan, bagaimana mungkin kita makan dengan tujuan untuk mencapai makan? Bukankah ini berarti kita makan tanpa tujuan? Padahal tujuan makan bisa saja untuk kenyang, untuk menghabiskan makanan, atau untuk sekedar ngemil. Kembali lagi ke ibadah(tugas). Lalu sebenarnya apa tujuan manusia melakukan tugas tersebut(ibadah: shalat, zakat, puasa, haji, dan aktivitas lainnya)?

Tujuan berkaitan dengan pencapaian apa yang ingin kita raih. Dalam Al-Qur'an pasti telah dijelaskan tentang tujuan beribadah. Tujuan yang spesifik berkaitan dengan suatu ibadah tertentu, tujuan jangka pendek, tujuan jangka panjang, tujuan di akhirat, tujuan di dunia, tujuan terbaik dari tujuan-tujuan yang ada, ataupun tujuan terbodoh. Semua sah-sah saja. Tergantung kita diri kita pribadi.

Contohnya ada orang mengeluarkan zakat untuk membersihkan harta, untuk melancarkan rezeki, untuk mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah, ataupun untuk mendapat sanjungan orang (riya). Semua tujuan sah-sah saja. Tapi semakin kecil tujuan kita, maka maksimum yang kita terima menjadi hanya sedikit. Bukankah sangat disayangkan, jika kita maksimum hanya mendapat 5 padahal dengan melakukan tugas yang sama, maksimum kita bisa mendapat 100? Dan itu hanya karena kita memilih tujuan yang kecil?

Jadi, mari kita terus belajar memantapkan hati untuk tujuan yang besar. Bukan karena serakah, tapi karena kita percaya Allah akan membuat kita mencapainya. So, apa tujuanmu beribadah?

Daftar Blog Saya